BUKU PANDUAN PMR (Palang Merah
Remaja)
PENDAHULUAN
Obat dalam rumah tangga sangat penting dalam penatalaksanaan
kesehatan. Ketaktersediaan obat dasar /sederhana di rumah dapat mengakibatkan
kesakitan menjadi lebih parah, apalagi jika penatalaksanaannya tidak tepat dan
lambat. Kecelakaan merupakan peristiwa tidak terduga yang menimpa seseorang.
Peristiwa tersebut terjadi begitu saja, tidak direncanakan, tidak mengenal
waktu, tidak mengenal tempat, dan tidak memilih siapa yang akan mendapatkannya.
Kecelakaan dapat berakibat fatal, menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak
meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini sangat tergantung dari faktor penyebab,
peristiwa itu sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan
kecelakaan. Jika penanganan tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi
semakin parah. Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan
tepat dapat mencegah kematian atau perburukan kondisi korban. Kecelakaan di
rumah tangga cukup tinggi, seperti jatuh dari tangga/pohon, tersayat
pisau/pecahan gelas; tersiram air/minyak panas, kemasukan benda asing ke dalam
hidung/telinga, salah minum obat, dan sebagainya. Untuk melakukan pertolongan
pertama, peralatan dan obat-obatan di rumah sangat terbatas sehingga untuk
melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana
yang tidak memperparah kondisi korban. Selain itu, diperlukan ketepatan dalam
menentukan kapan dirujuk ke rumah sakit.
Makalah ini akan memaparkan secara ringkas tentang pertolongan
pertama kecelakaan di rumah tangga dan pengelolaan obat yang baik dirumah
tangga.
PRINSIP PMR
Prinsip dasar
kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan
nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red
Crescent).
a.
Kemanusiaan
b.
Kesamaan
c.
Kenetralan
d.
Kemandirian
e.
Kesukarelaan
f.
Kesatuan
g.
Kesemestaan
Pendidikan dan
pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja
disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk
lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di
Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari
PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah
mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan
maupun kegiatan kepalangmerahan.
2.
Remaja berperan penting
dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting
dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk
kegiatan PMI.
4.
Remaja adalah kader relawan.
5.
Remaja calon pemimpin PMI
masa depan.
ORGANISASI PMR
Organisasi PMR di
Sekolah
1. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh PMI Di Lingkungan PMI
Pusat/Daerah/Cabang,
2. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang SDM/PMR/Diklat
3. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10
orang.
4. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra
kulikuler dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
5. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah Kelompok PMR
disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR,
dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan
Daya Kreasi OSIS
Susunan Pengurus PMR di
sekolah :
1) Pelindung adalah TP PMI
Kota/ Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah
Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI
Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi
anggota PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
Unit-unit :
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum
SEJARAH PMR
Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia.
Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta
orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
SEJARAH
PALANG MERAH REMAJA
(PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya
Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami
peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan
bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai
dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan
pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut
terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian
menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah
Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian
dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut
diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah
Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di
Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah
dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah
Remaja secara resmi di Indonesia.
Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi
PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam
setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional.
dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri
bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota.
TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
a)
Meningkatkan keterampilan
hidup sehat
b)
Berkarya dan berbakti di
masyarakat
c)
Mempererat persahabatan
nasional dan internasional.
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNATIONAL SEJARAH LAHIRNYA
GERAKAN
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino,
Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur, melawan pasukan
Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang
pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada disana dalam rangka
perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis Napoleon III. Puluhan ribu
tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat
40.000 orang yang emnajdi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh
penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunan bekerjasama dengan penduduk
setempat segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.
Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke
Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku
berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh
Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan :
1. Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat
dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang
cedera di medan perang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang
cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut
pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.
Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan
Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama
membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang
cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau
International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan
kemanusiaan di setiap negara, maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang
bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang.
Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah
atau Bulan Sabit Merah.
Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa
pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri
beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi
prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan
dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga
dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu
komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan
Internasional yang mengatur perlindungan bantuan korban perang.
PALANG MERAH
INTERNASIONAL
Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the
Red Cross (ICRC),yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss.
ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai
penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa
1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam
pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain
memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas
untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang
didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176
Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti
bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan
P3K dan pelayanan transfusi darah.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC),
Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson, warga negara Amerika yang
disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk
mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak
paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas
besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional
dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian
dan pengembangan organisasi palang merah nasional.
PERTEMUAN ORGANISASI
PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Internasional Red Cross
Conference). Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah
Internasional (ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional) serta
seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan
tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan
semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan
kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.
Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga
mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya
terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas
permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang
dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi
internasional yaitu Komisi Kerja (Standing Commission).
Bersamaan dengan pertemuan tersebut, khusus untuk Federasi
Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang
Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan
dan pengembangannya.
ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
SEJARAH PMI
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai
sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21
Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia
dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian
dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali
sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr
Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan
terpelajar Indonesia . Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke
dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak
mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang
tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali
mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya
itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua
kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,
yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah
untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka
Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang
terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr
Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada
17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang
revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu
maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara
Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional
dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan
kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan
323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah
di seluruh Indonesia.
PERANAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan,
terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan
Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
4. Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah
no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
MATERI PMR
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok
besar:
1. murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
2. kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti
kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).
Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:
Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai
terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang
terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat muncul esok hari ). Benjol dan
kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada bagian yang terkena benturan
pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada
luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk
mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga
akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi
pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan
untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan
memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh darah
setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 -
5 kali sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat
melakukan kompres panas yakni suhu panas jangan sampai menimbulkan luka bakar.
Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat
pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan pada
kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi
di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam
24 jam pertama diberikan kompres dingin, selanjutnya kompres panas dingin
berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan kondisi memar
mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau
tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan
melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi
keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Laserasi
Atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan
kulit, misalnya karena jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak
mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan tergantung dari lokasi
luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk ) umumnya
minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi
luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan
bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih.
Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan
dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka,
bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila
ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat
diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.
Terpotong
Atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh
benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi
kalau ada pembuluh darah arteri yang putus terpotong. Cara mengatasinya
pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan
bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang
bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan
pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat
gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari
luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet
dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril.
Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena
api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat
ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan dalam luka bakar tersebut.
Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena api, sengatan
listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap panas,
minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll.
Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan
rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas,
kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena
lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain
kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya
jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada
jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain kedalaman
luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas. Semakin luas
permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.
Luka bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang
dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian
yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila
terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah,
tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer,
keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah
penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
Luka Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan
luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk
ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena panas.
Luka bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera
rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila
permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal
untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu diperhatikan karena
dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan tubuh (dehidrasi),
karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan
parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu
penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama (
20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke rumah sakit.
Terkilir,
Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi
pembengkakan sendi, kemudian dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk
mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya hilang.
Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi
mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli
ortopedi untuk mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture)
dapat tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu
ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang
yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau
terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang
paha ( colum femur ).
Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun
demikian, sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama
sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan patah
diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang membatasi
bagian tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak
bergerak atau bergeser. Pada patah tulang terbuka selain tindakan seperti di
atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain
bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
Pada fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah
dan/atau memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.
Mimisan
atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena
dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara mengatasi yang paling mudah
dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung kanan kiri dipencet
bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah masih
keluar, segera rujuk ke rumah sakit.
Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat membantu
menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang menyempitkan
pembuluh darah.
Pingsan
(syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya.
Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara
mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan perhatikan pernapasannya.
Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari
dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan
karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal
dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba,
lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit
Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti
duri menusuk dan tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam
hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan saluran napas tersumbat
makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak yang memasukkan benda
asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu
besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika
dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan
mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan
atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus
dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat
tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda asing tersebut keluar atau
tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat merusak
saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip jangan
menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila
debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung
kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga
dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila
benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk kerumah sakit.
Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat
penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri
bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit yang
tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan
berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke
dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan
yang cepat dan segera.
Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya.
Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik
tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich.
Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap
ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal
kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman
misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat
kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan
dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual, muntah, sampai diare,
kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi gangguan gangguan
pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan bongkrek di
daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan
gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi
secara umum, bila baru terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan
bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya dengan mengorek
tenggorokan dengan jari.
Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul
tanda kebiruan (sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk
mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya
dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke
rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara
tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.
Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali
memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.
Gigitan
hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi
pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah,
nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing. Akibat yang nyata terlihat
adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda peradangan ( merah bengkak,
sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan /
kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua
lubang bekas masuknya taring ular berbisa.
Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban
ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan
rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan cara
seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan serangga, segera
lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau
terpentin atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga)
luka dibersihkan dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila
tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim
antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya
tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi
sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan
ular beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang.
Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan
menghisap darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi
yang menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti,
apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling
praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan
jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan
napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
a. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu
mendongak ke atas
b. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
c. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban
rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat
juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong
menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
d. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
Ø Orang dewasa secara teratur dan kuat
ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
Ø Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
P3K bagi
korban Sengatan Listrik
Ø Penolong hendaknya berdiri di atas karet,
karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
Ø Gunakan tongkat kering/papan kering untuk
menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
Ø Setelah kontak dengan aliran listrik tiada
lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang
steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan
sampai pendarahan berhenti.
2. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan
bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya,
handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
3. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril,
jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk
menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena
kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
4. Luka yang sudah berdarah tidak boleh
dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh
dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa
atau air yang sudah dimasak.
5. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita
selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi
yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan
termasuk ikat pinggang.
Pertolongan
Pertama Mengurangi Shok
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali
disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok
merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran
darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
Ø Tanda-tanda Shok
·
Denyut nadi cepat tapi lemah
·
Merasa lemas
·
Muka pucat
·
Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang
pasien menggigil
·
Merasa haus
·
Merasa mual
·
Nafas tidak teratur
·
Tekanan darah sangat rendah
Ø Pertolongan Pertama
Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada
saluran nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita
pada posisi yang paling menyenangkan
Ø Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a. Baringan korban dengan posisi kepala sama
datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah
ke jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas
posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
usahakan pasien tidak melihat lukanya
d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan
tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
1 sendok teh garam dapur
½ sendok teh tepung soda kue
4-5 gelas air dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e.
Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan
yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter.
Gigitan
Serangga
Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah,
tawon, semut, dan ulat bulu. Meski dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya.
Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit anak bengkak, gatal, dan nyeri
disertai kemerahan.
Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu
diwaspadai, toksin juga bisa mengandung bibit penyakit demam berdarah atau
malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada kasus gigitan serangga.
Sengatan
lebah atau tawon
Ø Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.
Ø Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan
gatal.
Ø Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.
Ø Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.
Terkena
ulat bulu
Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri
dan panas. Kandungan kurkumin kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal
itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf penelitian dari Alternative Medicine
Review (2009).
Gigitan
nyamuk
Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit.
Lalu, oles dengan balsem telon khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.
Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The
Center for Disease Control and Prevention, lotion yang aman mengandung tak
lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis N-diethyl-meta-toluamide),
lemon eucalyptus, atau picaridin.
Jenis Obat
dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia
Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat
tergantung pada kejadian yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam,
anak kejang (stuip), dan perlukaan.
Obat dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal
tersebut. Secara umum berdasar angka kejadian obat dan alat kesehatan yang
perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat Batuk Hitam (OBH),
Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit perut/diare: oralit,
carbon adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam:
parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk
alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk (khusus bagi yang sering
bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit): cairan
antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim
pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata.
Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut,
pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun yang sudah ada anti
infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas
pencuci mata.
Jumlah yang
Harus Tersedia
Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat
tergantung pada situasi. Besar kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya
rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan mencapainya, serta kejadian di
rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga dan kesulitan
mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan
di rumah tangga harus lengkap jenis dan jumlahnya.
Tempat
Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko
obat/apotik yang menyediakan obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada
toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen kesehatan (ada asisten
apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan.
Cara
Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau,
namun tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang
terkena cahaya matahari langsung, hindari penempatan pada tempat yang lembab
dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-macam, dapat terpisah sendiri
(yang ideal), dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya.
Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara
penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat
dalam (yang diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan
mencegah kerusakan obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan
dibersihkan secara periodik.
Obat Rusak
Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi
rusak bila terpapar sinar matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat
kering. Ciri obat rusak antara lain adanya perubahan warna, bentuk ( pecah,
tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran saat dikocok tidak
tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus
dibuang dan jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya
memperhatikan lingkungan, sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.
Cara
Penggunaan
Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk
menggunakan obat secara aman ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum
dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam), lama minum obat. Untuk pengobatan
sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2 X 24 jam jika
gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah
makan jika obat tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih.
Hal ini terutama karena obat yang diminum bersifat asam. Dalam
kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum obat 1-2 jam sesudah makan. Obat
seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya diminum
bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan
pada dokter yang memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan
cara demikian penjelasan yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar
dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala yang asing setelah minum obat
seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare, segeralah ke
dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek
samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren,
diare, sesak nafas atau shock), karena efek obat tersebut atau efek ikutan
(ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga sebelumnya, sedangkan efek
ikutan obat dapat diduga sebelumnya.
Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga
Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan
obat. Apa sebenarnya obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang
berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan perubahan fungsi biologi
jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan meminum obat
adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan
pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu
disediakan obat sederhana. Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu
dikelola dengan baik. Pengelolaan yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang
percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang intelektual
meninggal dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan di tempat
menyimpan obat.
Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat
dan alat kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana
membelinya; cara menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara
penggunaan yang benar. Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang
ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi
rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi rumah.
Penyediaan obat tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk
mengatasi keadaan darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan
sebagai berikut obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat
khusus yang didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas dan
disimpan dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang paling mudah adalah
dengan memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang diminum untuk
bayi dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini
minimal dapat mencegah salah penggunaan.